Diet vegan dan vegetarian semakin populer di seluruh dunia. Gaya hidup ini dilakukan dengan berbagai alasan, mulai dari kesehatan, etika, lingkungan, hingga agama. Kalau mendengar kata vegan dan vegetarian, pikiran kita pasti tidak jauh dari orang-orang yang tidak mengonsumsi daging, right? Yups, vegetarian dan vegan adalah dua jenis diet yang pola makannya berbasis tumbuhan (plant-based) atau disebut juga pola makan nabati. Meskipun keduanya fokus pada makanan plant-based, terdapat perbedaan mendasar antara vegan dan vegetarian yang perlu dipahami. Yuk, simak perbedaan vegan dan vegetarian di sini!
Apa Itu Vegetarian?
Sebuah studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition (2014) mengungkapkan bahwa vegetarian dapat ditelusuri sejak ribuan tahun yang lalu. Dokumen tertulis tertua mengenai vegetarianisme di Eropa berasal dari abad ke-6 SM yang ditulis oleh para pengikut agama misteri Orphic (orphisme). Kelompok agama ini melarang penyembelihan hewan dan menolak mengonsumsi apa pun yang berbahan dasar hewani (termasuk telur).
Pada waktu yang sama, filsuf matematikawan Yunani, Pythagoras, mengembangkan gagasannya tentang reinkarnasi. Gagasannya ini mengarah pada penghindaran konsumsi daging. Hal ini juga yang membuat Pythagoras dianggap sebagai bapak vegetarianisme etis. Setelahnya, kelompok vegetarian semakin terus berkembang. Hal ini terjadi dengan berbagai alasan, seperti kesehataan, etika, hingga lingkungan.
Hingga kini, vegetarian adalah istilah yang merujuk kepada seseorang yang tidak mengonsumsi daging hewan, tetapi masih mengonsumsi produk hewani, seperti telur, susu, hingga madu. Pola makan seorang vegetarian biasanya seputar pada kacang-kacangan, buah-buahan, hingga sayuran.
Perkembangan diet vegetarian ini juga dapat dibagi menjadi beberapa tipe tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi. Dikutip melalui Healthline terdapat beberapa jenis tipe vegetarian.
1. Lacto-Ovo Vegetarian
Lacto-ovo vegetarian adalah seseorang yang mengikuti pola makan vegetarian dengan menghindari konsumsi terhadap daging. Namun, memungkinkan untuk mengonsumsi lacto (susu) dan ovo (telur).
Dalam pola makan ini, produk susu, seperti susu, keju, yogurt, serta telur dapat dimasukkan ke dalam menu diet. Tetapi, daging hewan, ikan, unggas, dan produk hewani lainnya tetap tidak dikonsumsi.
2. Lacto-vegetarian
Variasi diet lacto-vegetarian adalah pola makan nabati yang menghindari semua produk hewani kecuali produk susu. Kata “Lacto” berasal dari bahasa Latin “Lac/Lactis” yang berarti susu. Dengan begitu, dalam diet vegetarian ini, makanan yang dikonsumsi adalah makanan nabati dan susu, termasuk produk susu, seperti keju dan yogurt. Sementara itu, produk hewani, seperti daging sapi, ikan, unggas, dan lainnya tetap tidak dikonsumsi.
3. Ovo-vegetarian
Variasi diet ovo-vegetarian adalah pola makan nabati yang menghindari semua produk hewani kecuali telur. Kata “Ovo” berasal dari bahasa Latin “Ovum” yang berarti telur. Dengan begitu, dalam diet vegetarian ini, makanan yang dikonsumsi adalah makanan nabati dan telur. Sementara itu, produk hewani, seperti daging sapi, ikan, unggas, dan lainnya tetap tidak dikonsumsi.
4. Vegan
Variasi diet vegan adalah pola makan yang mengecualikan semua produk hewani, termasuk produk daging, ikan, susu, dan telur. Pola makan vegan hanya didasarkan makanan nabati.
5. Pescatarian Diet
Variasi diet pescatarian adalah pola makan nabati, namun juga mencakup ikan. Berawal dari kata Italia “Pesce” yang berarti ikan.
6. Flexitarian Diet
Variasi diet flexitarian berasal dari kata “Flexi” atau fleksibel. Dalam hal ini, pola makan ini dirancang lebih fleksibel, yakni menekankan makan nabati, namun tetap diperbolehkan mengonsumsi produk hewani dalam jumlah kecil.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa pescatarian dan flexitarian tidak termasuk ke dalam vegetarian karena tetap mengonsumsi daging, meskipun dalam jumlah kecil. Hal ini tentu berbeda dengan vegetarian yang tidak mengonsumsi daging dalam jenis apa pun, kecuali produk turunannya, seperti susu, keju, telur, dan lainnya.
Apa Itu Vegan?
Setelah memahami vegetarian, diketahui bahwa vegan merupakan jenis diet dari vegetarian. Vegan adalah istilah di mana seseorang memiliki pola makan dan gaya hidup yang sepenuhnya berbasis tumbuhan. Dengan kata lain, mereka sepenuhnya menghindari konsumsi semua produk hewani, seperti daging, ikan, unggas, makanan laut, telur, susu, gelatin, madu, carmine, dan produk hewani lainnya.
Seorang vegan juga cenderung menghindari produk turunan hewani dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pakaian berbahan dasar hewan, produk perawatan kulit yang mengandung bahan hewani, hingga produk yang diuji pada hewan.
Perbedaan Vegan dan Vegetarian
Inti dari perbedaan vegan dan vegetarian adalah makanan yang dikonsumsi dan sejauh mana mereka menghindari produk hewani. Vegan sepenuhnya tidak mengonsumsi produk hewani, sedangkan vegetarian tidak mengonsumsi hewan, tetapi tetap mengonsumsi produk yang berasal dari hewan, seperti susu dan telur.
Pola makan vegan jauh lebih ketat daripada vegetarian. Oleh sebab itu, sebagian besar vegan memulai dietnya sebagai vegetarian. Kemudian, mulai meminimalkan konsumsi produk hewani sampai menjadi vegan.
Seorang vegan biasanya juga menerapkan gaya hidup veganisme dengan cukup ketat. Mengutip The Vegan Society, veganisme adalah sebuah filosofi gaya hidup yang menghindari segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan untuk makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Vegan sepenuhnya mengonsumsi nabati dan menghindari konsumsi hewani. Sementara itu, vegetarianisme hanya meminimalkan penyembelihan langsung.
Dari segi etika, vegetarian dan vegan menghindari konsumsi daging hewan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan hewan.
Vegetarian memiliki keyakinan bahwa industri peternakan sering kali melibatkan perlakuan hewan yang tidak etis. Dengan demikian, vegetarian memberikan prioritas pada penghindaran pemotongan hewan. Tetapi, memungkinkan konsumsi produk hasil hewani karena produksi produk ini tidak selalu melibatkan pembunuhan hewan dan selama hewan dirawat dengan memadai.
Sementara itu, vegan merupakan bentuk ketat dari kepedulian terhadap kesejahteraan hewan. Vegan percaya bahwa hewan memiliki hak untuk bebas dari penggunaan manusia. Oleh sebab itu, vegan menghindari semua produk hewani, termasuk hasil produknya, seperti susu, telur, dan turunan lainnya.
Manfaat Kesehatan dari Pola Makan Vegan dan Vegetarian
Baik diet vegan maupun diet vegetarian tentunya memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh selama dilakukan dengan baik. Konsumsi sayur dan buah akan membuat tubuh kaya antioksidan dan gizi. Antioksidan sendiri merupakan senyawa kimia yang berperan dalam menjaga sel-sel tubuh, khususnya yang disebabkan oleh radikal bebas.
Tidak hanya itu, menurut laporan dari jurnal Nutrients (2019) dan ulasan ilmiah lainnya, diet dengan fokus pada makanan nabati ini diketahui dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kronis, seperti kardiovaskular, diabetes tipe 2, aterosklerosis, kanker, stroke, hingga hipertensi. Diet ini juga dapat mengurangi stres oksidatif karena sayur, buah, dan biji-bijian yang dikonsumsi kaya akan vitamin E, vitamin C, beta karoten, dan glutathione.
Pola makan vegan dan vegetarian juga diketahui dapat menurunkan dan menjaga berat badan sehingga mencegah obesitas dan kolesterol tinggi. Diketahui juga, pola diet ini dapat mengurangi dan mencegah peradangan dalam tubuh yang berkontribusi pada berbagai penyakit.
Manfaat yang didapat ini tentu harus diikuti dengan gaya hidup yang sehat pula. Misalnya menghindari alkohol dan rajin berolahraga.
Antara Vegan dan Vegetarian, Mana yang Lebih Sehat?
Sebenarnya, tidak ada jawaban mutlak mengenai mana yang lebih sehat antara vegetarian dan vegan. Keduanya merupakan pilihan makanan yang sehat jika dijalani dengan benar.
Studi dalam European Journal of Nutrition (2017) dan beberapa ulasan ilmiah lainnya menyampaikan bahwa vegetarian memperoleh lebih banyak mineral dan vitamin, seperti kalsium (Ca), vitamin D, dan vitamin B12 karena masih mengonsumsi susu dan telur. Hal ini tentu lebih sulit untuk vegan karena tidak mengonsumsi susu dan telur sama sekali. Meskipun demikian, tingkat kolesterol pada seorang vegan akan lebih terjaga.
Selain itu, dalam studi tersebut juga diketahui bahwa vegetarian tidak mendapat cukup vitamin B6 dan niasin karena pola makan mereka. Sementara itu, vegan juga tidak mendapat cukup zat gizi seng (Zn).
Hal seperti ini disampaikan juga dalam studi The American Journal of Clinical Nutrition (2014). Diungkapkan bahwa banyak vegetarian dan vegan tidak sepenuhnya menyadari potensi kesehatan dari pola makan nabati. Beberapa di antara mereka mengikuti pola makan ini hanya karena kepedulian terhadap hewan dan lingkungan. Dengan begitu, mereka tidak menyadari kekurangan nutrisi tertentu yang terjadi pada tubuh.
Oleh sebab itu, agar diet vegan dan vegetarian ini dapat menghasilkan kesehatan tubuh yang maksimal, diperlukan pengetahuan yang lebih dalam sebelum memulai diet. Kebutuhan setiap gizi perlu dipertimbangkan dengan matang.
Sebagai contohnya, jika ingin memulai diet vegan, harus mengetahui bahwa akan sulit mendapatkan kalsium dan vitamin B12. Dengan begitu, suplemen vitamin B12 sebagai pelengkap perlu ditambahkan dalam diet. Begitu juga pada diet-diet lainnya.
Kamu Sudah Tahu Perbedaan Vegan dan Vegetarian, kan?
Nah, itu dia perbedaan vegan dan vegetarian. Setelah mengetahui perbedaan vegan dan vegetarian, buat kamu yang ingin menjalani diet ini diharapkan lebih memperhatikan isi porsi makananmu, ya. Sebab, adanya perbedaan vegan dan vegetarian berarti terdapat perbedaan pada gizi yang didapat.
Sadari juga bahwa makanan paling baik adalah makanan yang dimakan dalam bentuk alaminya atau diproses dengan seminimal mungkin. Hilangnya unsur hara akibat pengolahan makanan, seperti penggilingan dan pemanasan, cukup besar dan biasanya banyak yang tidak mengetahuinya. Jadi, jangan lupa untuk konsultasikan diet yang kamu pilih ke orang yang lebih ahli, ya!
Pingback: Sejarah Sandwich, Makanan Sederhana yang Mendunia • Teman Kuliner