Apa Itu Mie Jjampong? Mengenal Mie Seafood Pedas Korea

Mie Jjampong

Balik lagi di edisi kuliner Korea! Buat kamu yang suka banget nonton drama Korea ataupun mukbang, pasti nggak asing dengan mie Jjampong yang satu ini, kan? Yups yups, mie yang satu ini populer banget, saingannya Jajangmyeon. Penasaran lebih lanjut mengenai Jjampong? Yuk, simak apa itu Jjampong dan bagaimana sejarahnya!

Apa Itu Jjampong?

Jjampong (짬뽕) adalah hidangan mie yang disajikan dengan kaldu pedas berbasis ikan atau daging sapi, serta gochugaru (bubuk lada merah) dan gochujang (fermentasi pasta cabai). Tidak hanya diisi dengan mie, jjampong juga didampingi dengan campuran makanan laut, seperti udang, cumi-cumi, gurita, kerang, serta aneka sayuran, seperti kubis, bawang, dan wortel. Perpaduan bahan-bahan ini membuat jjampong memiliki rasa yang pedas, segar, gurih, tidak amis, dan tentunya menggiurkan.

Ukuran mie dalam jjampong umumnya nggak begitu lebar, cenderung kecil dan tipis. Meski begitu, teksturnya cukup kenyal dan lembut ketika disantap, mirip dengan ramen. Cocok banget buat dimakan bersama kuah yang super pedas. 

Di Korea, jjampong sangat populer dan sering kali disandingkan dengan jajangmyeon (짬짜면; mie dengan saus kacang hitam) yang memiliki rasa manis. Benar-benar kebalikan! Anyway, kamu bisa menemukan hidangan ini di restoran Korea-Tiongkok ataupun restoran Tiongkok di Korea.

Sejarah Jjampong, Hidangan Asia yang Otentik

Sejarah Mie Jjampong Korea
(pinterest.com/Bee)

Jjampong, yang kini banyak ditemukan di restoran Korea-Tiongkok, memiliki sejarah panjang yang menghubungkan tiga budaya besar, yakni Tiongkok, Jepang, dan Korea. Hidangan ini bukan muncul begitu saja di Korea, melainkan melalui proses adaptasi dan perpaduan budaya yang kompleks. Meski ada berbagai teori mengenai bagaimana jjampong pertama kali tiba di Korea, akarnya jelas berasal dari masakan Tiongkok. Dikutip melalui MyKoreanKitchen, jjampong pertama kali diciptakan oleh imigran Tiongkok yang menetap di Nagasaki, Jepang, sekitar tahun 1940-an

Di Tiongkok, hidangan mie seafood yang serupa dengan jjampong dikenal sebagai chaomamian, yang berasal dari daerah Shandong. Saat hidangan ini beradaptasi dengan budaya Jepang, ia mulai dikenal sebagai champon (dibaca: champong). Nama inilah yang kemudian diadopsi oleh orang Korea menjadi “jjampong”. Hal ini mencerminkan adanya pengaruh yang dibawa oleh imigran Tiongkok ke Jepang, dan kemudian menyebar ke Korea. Dengan begitu, jjampong bukan sekadar hidangan, melainkan hasil dari interaksi budaya yang berlangsung selama penjajahan Jepang di Korea.

Setelah tiba di Korea, jjampong terus berkembang dan disesuaikan dengan selera lokal. Bahan-bahan khas Korea seperti gochugaru dan gochujang mulai ditambahkan, memberikan rasa pedas yang menjadi ciri khas jjampong di Korea. Hidangan ini semakin populer di Korea, terutama sejak tahun 1960-an, dan terus menjadi salah satu menu favorit hingga kini. Jjampong tidak hanya sekadar mie pedas dengan kuah seafood, tetapi juga simbol dari perpaduan dan evolusi kuliner yang melibatkan tiga negara berbeda.

Baca juga: 10+ Jenis Mie Korea, Sering Muncul di Drama Korea!

7 Variasi Jjampong yang Populer

Chadol-Jjampong
Chadol Jjampong (shutterstock.com/kayennkim)

Jjampong saat ini telah mengalami perkembangan pesat dengan banyak variasi yang menarik, baik dari segi cita rasa maupun bahan utama. Variasi ini muncul berkat kreativitas para koki serta ketersediaan bahan yang beragam di berbagai daerah. Berikut ini adalah beberapa variasi jjampong yang populer.

1. Haemul Jjampong (해물 짬뽕)

Haemul jjampong adalah variasi jjampong yang paling terkenal. Dengan bahan utama berupa berbagai jenis seafood, haemul jjampong biasanya berisi campuran udang, cumi-cumi, kerang, gurita, dan aneka seafood lainnya. Kombinasi bahan-bahan tersebut memberikan haemul jjampong rasa segar dan khas dari laut, namun tetap bebas dari rasa amis. Kuahnya yang pedas memberikan kepuasan tersendiri, tetapi yang benar-benar menonjol adalah perpaduan cita rasa pedas dan kelezatan laut yang kaya dan mendalam.

2. Gul Jjampong (굴짬뽕)

Gul jjampong adalah variasi jjampong yang menonjolkan rasa khas tiram sebagai bahan utamanya. Hidangan ini memiliki rasa yang lebih kaya dan kompleks berkat tambahan tiram segar. Umumnya, kuah kaldu putih yang dibuat lebih kental dan gurih untuk menonjolkan cita rasa tiram yang lezat. Kamu juga bisa menambahkan rasa pedas pada kuah ini sehingga rasanya lebih segar dan nagih. Hidangan ini dikenal juga sebagai Sacheon Tangmyeon (사천탕면). 

3. Chadol Jjamppong (차돌 짬뽕)

Chadol jjampong adalah variasi jjampong yang menggunakan daging sapi tipis (chadolbaegi) atau brisket beef sebagai bahan utama, selain seafood. Daging sapi yang digunakan biasanya adalah bagian yang lembut dan berlemak. Daging bagian ini memiliki rasa yang gurih dan kaya, terutama jika dimasak dalam kuah jjampong yang pedas. Selain daging sapi, chadol Jjamppong juga sering kali mengandung seafood seperti udang, cumi-cumi, dan kerang, serta sayuran untuk memberikan cita rasa laut yang khas dan menyegarkan. 

4. Samseon Jjampong (삼선짬뽕)

Salah satu varian rasa yang paling mewah dalam jjampong dikenal dengan nama samseon jjampong. “Samseon” sendiri berarti “tiga harta karun” dalam bahasa Korea, yang mengacu pada tiga jenis bahan utama yang digunakan, biasanya terdiri dari beragam makanan laut segar seperti udang, kerang, dan cumi-cumi, serta tambahan bahan-bahan premium seperti daging kepiting atau abalon. Kombinasi ketiga seafood premium ini dalam satu mangkuk jjampong menciptakan rasa yang kompleks dan memuaskan. Kuah jjampong yang pedas dan gurih semakin menyempurnakan cita rasa keseluruhan hidangan.

5. Jjajang Jjamppong (짬뽕 짜장)

Jjajang jjampong adalah inovasi kuliner yang memadukan dua hidangan populer, jjampong dan jajangmyeon. Bayangkan campuran rasa pedas dari jjampong dan manis dari jajangmyeon—pasti penasaran, kan? Penggabungan kedua hidangan ini menghasilkan rasa gurih-manis yang unik dan memikat.

Dalam jjajang jjampong, kuah pedas khas jjampong, yang biasanya berbasis kaldu ikan atau daging sapi, dipadukan dengan saus jajang yang terbuat dari pasta kacang hitam (chunjang) yang kental dan berwarna hitam. Kombinasi ini menciptakan pengalaman kuliner yang menyegarkan dan kompleks, unik banget dan harus dicoba!

6. Gochu Jjampong (고추 짬뽕)

Variasi jjampong yang satu ini adalah pilihan utama bagi para pecinta pedas! Nama “gochu” sendiri berarti cabai dalam bahasa Korea, dan hidangan ini memang terkenal dengan tingkat kepedasannya. Gochu jjampong biasanya diberi bumbu tambahan berupa cabai Cheongyang yang sangat pedas.

Kuah jjampong yang sudah terkenal pedas ini semakin ditingkatkan dengan tambahan cabai segar atau bubuk cabai (gochugaru), memberikan rasa pedas yang menggigit. Meski fokus pada kepedasan, gochu jjampong tetap mempertahankan bahan-bahan seperti seafood, daging, dan sayuran sehingga menghasilkan rasa yang kompleks dan memuaskan.

7. Jjampong Bap (짬뽕밥)

Sebuah inovasi unik hadir dalam hidangan jjampong bap! Kamu nggak melulu harus menggunakan bahan mie dalam jjampong-mu, tetapi bisa mengganti mie dengan nasi (bap (밥)). Sama seperti jjampong biasa, Jjampong Bap terdiri dari kuah pedas yang kaya dengan seafood, sayuran, dan bumbu-bumbu khas. Bedanya, nasi putih ditambahkan ke dalam kuah tersebut sehingga menghasilkan hidangan yang lebih mengenyangkan. Adapun dari segi rasanya tetap sama dengan jjampong biasa, hanya saja teksturnya berbeda karena adanya nasi.

Sudah Pernah Coba Mie Jjampong?

Nah, itu dia penjelasan tentang mie jjampong yang super pedas! Kalau kamu belum pernah mencoba, jangan khawatir—jjampong kini sudah ada di berbagai restoran Korea di Indonesia. Jadi, kamu bisa dengan mudah mencobanya tanpa harus pergi jauh. Bagi kamu yang sudah pernah mencicipi jjampong, variasi mana yang paling berkesan untukmu? Bagikan pengalamanmu di sini, ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top