5+ Perbedaan Soun dan Bihun, Apa Saja Ya?

Perbedaan Soun dan Bihun

Kamu pasti familiar dengan mi putih yang biasa ada di bakso ataupun ketoprak, kan? Yup, sering kali, mi putih pada kedua hidangan tersebut disebut soun atau bihun. Meskipun terlihat sama, tapi kamu tahu nggak, sih, kalau soun dan bihun sebenarnya berbeda? Yuk, simak perbedaan soun dan bihun di sini!

Perbedaan Soun dan Bihun

1. Bahan Baku Pembuatan

Perbedaan pertama dari soun dan bihun adalah bahan bakunya. Soun umumnya dibuat dari pati kacang hijau, sedangkan bihun dibuat dari tepung beras. Meski begitu, ada juga produsen soun yang membuatnya dari tepung kentang atau ubi jalar (umbi-umbian). Selain itu, ada juga yang menambahkan adonan bihun dengan tepung tapioka atau tepung maizena untuk menciptakan tekstur yang kenyal. 

Bahan baku pembuatannya bisa ditelusuri dari asal-usul penamaan kedua mi putih ini. Dikutip melalui Kompas, bihun dibentuk dari kata “mi fen” yang memiliki arti tepung beras dalam bahasa Mandarin. Hal ini menunjukkan bahwa bahan dasar dari bihun adalah beras. Sementara itu, soun berakar dari kata “xi fen” yang bermakna mi langsing. Meski tidak menyebut langsung terkait asal-usul bahan bakunya, pembuatan soun umumnya memang menggunakan pati kacang hijau. 

2. Warna dan Rasa yang Berbeda

Perbedaan Soun dan Bihun dari Segi Warna & Rasa
(youtube.com/Sajian Sedap)

Tidak banyak yang memperhatikan warna kedua mi ini jika dilihat secara sekilas sebab terlihat sama. Meski begitu, jika diperhatikan keduanya memiliki warna yang berbeda, lho. Soun yang terbuat dari pati kacang hijau memiliki warna cenderung putih bening, sedangkan bihun berwarna putih cenderung pucat atau kekuningan. Kamu juga bisa menemukan soun dengan warna yang lebih transparan atau bahkan berwarna hijau. Hal ini tentunya karena bahan bakunya pati kacang hijau, ya. Jadi, jangan heran ketika menemukan bakso dengan mi putih yang warnanya agak kehijauan.

Adapun dari segi rasa sebenarnya tidak terlalu terasa karena keduanya sering kali dibuat sudah dalam bentuk tumisan ataupun dicampur dengan bahan lainnya. Namun, jika dirasakan lebih dalam, bihun memiliki rasa sedikit lebih gurih daripada soun. Kalau masih penasaran, bisa banget, nih, kamu eksperimen mencobanya!

3. Perbedaan Tekstur

Perbedaan bahan baku tentunya berpengaruh juga terhadap tekstur dari soun dan bihun. Soun mentah memiliki tekstur yang lebih lentur, tebal, dan kuat daripada bihun mentah yang bertekstur lebih tipis dan rapuh sehingga mudah patah. Setelah direbus, tekstur soun menjadi lebih licin, tebal, dan lembut, sedangkan tekstur bihun menjadi lebih kenyal dan lembut meski masih mudah patah. 

Meskipun begitu, saat ini juga ada bihun dengan tepung jagung atau bihun jagung yang memiliki tekstur lebih tebal dan kenyal. Namun, perbedaan bahan ini tetap memberikan efek yang berbeda dengan soun. Bihun jagung masih lebih tegang atau kaku daripada soun ketika diregangkan. 

4. Lama Waktu Memasak 

Perbedaan tekstur menentukan lama waktu memasak yang dibutuhkan. Bihun yang memiliki tekstur rapuh memiliki waktu masak lebih cepat daripada soun. Kamu hanya butuh waktu sekitar 5—7 menit untuk merebus atau merendam bihum di air panas. Dalam waktu tersebut, tekstur bihun sudah melunak dan matang. 

Sementara itu, soun dengan teksturnya yang kuat membutuhkan waktu masak sekitar 7—15 menit. Setelah direndam air panas atau direbus, soun biasanya menjadi lengket dan merekat satu sama lain. Untuk memisahkannya, kamu bisa merendamnya di air dingin atau menuangkan sedikit minyak agar tidak terlalu lengket, ya. 

5. Nilai Indeks Glikemik (IG)

Perbedaan Nilai Indeks Glikemik Soun dan Bihun
(canva.com)

Dikutip melalui Halodoc, kandungan gizi dalam 56 gram soun dan bihun tidak jauh berbeda. Keduanya sama-sama mengandung protein, karbohidrat, dan serat, dengan kandungan garam yang rendah. Meski begitu, ada satu hal yang bisa menjadi perhatian perbedaan keduanya, terutama buat kamu yang fokus dalam mengelola kadar gula darah dalam tubuh, yakni nilai indeks glikemik. 

Dalam artikel Glycemic Index for 60+ Foods yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing, nilai indeks glikemik (IG) adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula (glukosa) dalam darah. Semakin tinggi nilai IG, semakin cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah. 

Dikutip melalui Klikdokter, soun memiliki nilai indeks glikemik sebesar 39, sedangkan bihun sebesar 53. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah daripada nasi dengan nilai indeks glikemik sebesar 73. Jika dilihat antara keduanya, nilai indeks glikemik soun lebih rendah daripada bihun yang juga menunjukkan bahwa soun lebih unggul dari sisi nilai indeks glikemik.

Meski begitu, cara memasak sangat memengaruhi nilai indeks glikemik dalam suatu hidangan, ya. Soun atau bihun yang direbus dan disajikan dalam bentuk makanan berkuah lebih memiliki indeks glikemik yang rendah daripada soun atau bihun yang digoreng dengan minyak.

6. Jenis Olahan

Jenis olahan sebenarnya bisa disesuaikan dengan selera masing-masing, ya. Namun, tekstur pada kedua mi putih ini akan mempengaruhi jenis masakan yang dibuat, lho. Oleh karena itu, kamu perlu memikirkan ingin menggunakan jenis mi yang mana. 

Umumnya, bihun yang tipis digunakan dalam olahan berkuah, seperti bakso, soto, dan sop. Tetapi, banyak juga yang mengolahnya menjadi tumisan, seperti bihun goreng atau mencampurnya dalam rujak Thailand. Adapun soun juga dapat kamu temukan dalam bentuk sop ataupun tumisan, tetapi banyak juga yang menggunakannya sebagai isian gorengan, seperti isi pastel atau risol.

Sudah Tahu Perbedaan Soun dan Bihun, kan?

Nah, itu dia perbedaan soun dan bihun yang sering kali tidak disadari. Kalau kamu penasaran, kamu bisa coba memperhatikan detailnya ketika memesan makanan ataupun ketika ingin memasak soun atau bihun, ya. Jadi, kalau dilihat dari perbedaannya, kamu lebih suka makan soun atau bihun, nih?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top