Para pecinta kuliner pasti udah nggak asing dengan ocha dan matcha, kan? Apalagi, kamu yang suka banget sama makanan Jepang. Umumnya, ocha dan matcha hadir dalam bentuk minuman yang berasal dari daun teh. Sama-sama berwarna hijau, ocha dan matcha memiliki beberapa perbedaan, lho. Simak perbedaan ocha dan matcha di sini!
Sekilas Tentang Ocha dan Matcha
Budaya minum teh Jepang membuat negara ini terkenal dengan berbagai jenis teh, termasuk teh hijau. Teh hijau atau green tea merupakan minuman yang berasal dari daun teh yang tidak melalui proses fermentasi sehingga warnanya masih hijau. Teh hijau ini memiliki banyak manfaat dan sering kali dijadikan untuk pengobatan.
Ocha (お茶) dan matcha (抹茶) merupakan olahan teh hijau asal Jepang yang populer. Baik ocha maupun matcha keduanya berasal dari daun teh yang sama, yaitu Camellia sinensis. Lantas, apa yang membedakan keduanya?
Dikutip melalui Japan Today, ocha atau cha berarti “teh” dalam bahasa Jepang. Dengan begitu, ocha merujuk pada teh hijau (green tea) yang biasa dikonsumsi oleh orang Jepang. Sementara itu, matcha merupakan salah satu jenis ocha yang berasal dari daun teh berkualitas tinggi yang dikeringkan.
Secara singkat tentu kamu sudah mulai paham bahwa keduanya merujuk pada teh hijau, ya. Namun, apa lagi, sih, perbedaan ocha dan matcha lainnya yang lebih spesifik?
Perbedaan Ocha dan Matcha
Secara garis besar, matcha merupakan jenis dari ocha (teh hijau). Namun, keduanya memiliki perbedaan dari proses penanaman daun teh hingga penyajiannya.
1. Perbedaan Proses Penanaman Pohon Teh
Meskipun ocha dan matcha sama-sama berasal dari daun teh, keduanya memiliki proses penanaman pohon teh yang berbeda. Ocha (green tea) umumnya melewati proses penanaman daun teh di tempat terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung. Sementara itu, matcha melewati proses penanaman yang lebih ekstra karena daun yang dipilih lebih spesifik.
Para petani umumnya akan menempatkan tanaman teh untuk matcha di tempat teduh pada beberapa minggu terakhir menjelang panen. Hal ini dilakukan untuk melindungi daun teh dari sinar matahari yang berlebih.
Proses ini akan menghasilkan kualitas daun yang lebih tebal dan tentunya memengaruhi rasa dan kandungan dari matcha. Umumnya, rasa daun teh matcha akan lebih pahit. Hal ini juga yang membuat daun teh matcha memproduksi lebih banyak kafein dan tanin daripada daun teh untuk ocha.
2. Perbedaan Proses Pengolahan Daun Teh
Baik ocha maupun matcha, daun teh yang dipilih umumnya berasal dari bagian daun teh yang segar. Keduanya juga langsung dikukus dalam waktu singkat setelah dipanen untuk mencegah oksidasi yang berlebihan. Hal ini membuat daun teh lebih sehat dan kaya antioksidan. Daun ini kemudian dikeringkan dan diolah tanpa proses fermentasi sehingga daunnya tetap berwarna hijau.
Bedanya, daun teh ocha yang sudah kering dapat langsung disajikan sebagai teh hijau. Namun, untuk matcha, pengolahannya belum berakhir hingga daun teh tersebut kering.
Setelah dikeringkan, daun teh untuk matcha akan ditumbuk dan digiling menjadi bubuk halus berwarna hijau cerah. Keberadaan bubuk ini membuat matcha memiliki berbagai varian bentuk dalam penyajiannya.
3. Perbedaan Penyajian Ocha dan Matcha
Perbedaan paling terlihat antara ocha dan matcha adalah cara menyajikannya. Sebagai teh hijau (green tea), ocha disajikan sebagai minuman teh. Daun teh keringnya diseduh dengan air hingga menjadi teh dan kemudian dibuang. Kamu bisa menyajikan ocha dalam bentuk panas ataupun dingin.
Dalam tradisi Jepang, ocha juga biasanya diseduh dalam teko kyusu yang terbuat dari tanah liat. Penggunaan teko ini bertujuan agar panas dari teh hijau dapat ditahan dengan baik. Tanah liat digunakan karena mampu menahan suhu yang tinggi.
Sementara itu, matcha yang berbentuk bubuk memiliki lebih banyak variasi penyajian. Tidak hanya sebagai minuman teh hijau, bubuk matcha juga bisa digunakan sebagai penyedap makanan. Oleh sebab itu, kamu dapat menemukan olahan lain dari matcha, seperti es krim, kue, biskuit, bahkan permen rasa matcha.
Adapun jika dalam bentuk teh hijau, matcha umumnya diolah menggunakan chasen. Chasen adalah alat tradisional Jepang yang terbuat dari bulu-bulu halus bambu yang diikat bersama. Alat ini digunakan untuk mengocok bubuk matcha dengan air dalam mangkuk yang disebut chawan. Chasen dapat meratakan bubuk matcha secara merata dan menghasilkan busa yang khas saat minuman tersebut disajikan. Hal ini juga merupakan bagian penting dari upacara minum teh Jepang yang disebut chanoyu atau sadou.
4. Perbedaan Tekstur Ocha dan Matcha
Kalau dilihat dari hasil pengolahannya, kedua minuman teh hijau ini memiliki tekstur yang berbeda. Seduhan ocha tentunya mirip dengan teh pada umumnya. Daun teh hanya digunakan sebagai penyedap rasa dan aroma. Dengan begitu, ocha memiliki tekstur yang lebih cair. Hal ini membuat ocha menjadi minuman yang ringan, halus, dan segar.
Sementara itu, dalam pembuatan matcha, daun teh hijau diolah menjadi bubuk halus sehingga ketika diseduh, seluruh daun akan larut dalam air. Hal ini menciptakan tekstur yang lebih padat dan kental dibandingkan dengan teh hijau biasa. Dengan begitu, matcha cenderung memberikan sensasi yang lebih berat di lidah daripada ocha. Beberapa orang juga menganggapnya sebagai teh hijau pekat.
5. Perbedaan Warna Ocha dan Matcha
Tidak hanya dari segi tekstur, ocha dan matcha juga memiliki perbedaan dalam hal warna. Meskipun keduanya merupakan teh hijau, keduanya juga sering kali memiliki warna yang berbeda.
Warna ocha umumnya bervariasi tergantung pada kualitas daun teh dan metode pengolahan yang dilakukan. Secara umum, ocha memiliki warna yang lebih terang dan transparan. Warnanya dapat bervariasi, mulai dari hijau pucat, hijau agak kecoklatan, hingga hijau tua.
Adapun pada matcha, proses penggilingan daun teh menjadi bubuk membuat konsentrasi warna hijau lebih bertahan. Hal ini membuat matcha memiliki warna yang lebih hijau dan lebih gelap serta pekat. Warna hijau ini dapat tetap terlihat pekat ketika dibuat dalam berbagai olahan minuman maupun makanan.
6. Perbedaan Rasa dan Aroma
Proses pengolahan dan penyajian dari ocha dan matcha juga menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda. Ocha memiliki rasa yang lebih ringan dan segar. Cocok untuk mengatasi dahaga. Sementara itu, matcha umumnya memiliki rasa yang lebih pahit dan kompleks. Hal ini membuat matcha sering kali disajikan dengan pemanis (gula).
Dari segi aromanya, ocha memiliki aroma yang segar dan terasa sehat. Sementara itu, matcha memiliki aroma yang lebih kuat dan khas. Hal ini terjadi karena penggunaan seluruh bagian daun teh (bubuk matcha) dalam penyajian tehnya.
Sudah Tahu Perbedaan Ocha dan Matcha, kan?
Secara garis besar, ocha dan matcha umumnya merujuk pada teh hijau asal Jepang yang menawarkan pengalaman minum teh yang berbeda. Perbedaan mulai dari pengolahan hingga penyajian ini tentunya menghasilkan rasa yang unik dari masing-masing teh hijau ini. Kamu sudah pernah coba dua-duanya? Di antara ocha dan matcha mana yang paling kamu suka?